Skip to main content

Pojok Budaya Menjaga Tradisi

   Di zaman modern yang serba canggih seperti sekarang ini, mainan anak tradisional sangat jarang bisa ditemui karena banyak mainan modern yang kian digemari anak-anak. Kondisi seperti itu, sebenarnya tidak perlu terjadi karena dolanan atau mainan anak tradisional masih dapat dilestarikan asalkan masyarakat mau melestarikan dan memelihara mainan tradusional yang termasuk seni budaya asli Indonesia.

   Di Dusun Pandes, Panggungharjo Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta, dikenal masyarakat luas sebagai kampung dolanan anak tradisional. Beberapa warganya menggantungkan hidupnya dari membuat mainan anak tradisional, mainan yang seakan sudah hilang ditelan modernisasi. Dusun Pandes memang terkenal sebagai kampung dolanan sejak pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono VII. Warga Dusun Pandes membuka kampung mereka bagi wisatawan yang ingin mengetahui bagaimana permainan tradisional Jawa.

   Dahulu, setidaknya ada sekitar 50 perajin mainan anak tradisional. seperti kitiran, angkrek, klonthong-klonthong dan othok-othok, manukan kurun,dan payung. Namun karena pengrajin usianya sudah mencapai 60an tahun, kini di Dusun Pandes ini hanya ada sekitar 8 perajin yang masih bertahan membuat dolanan anak.

   Bagi generasi yang dilahirkan sebelum tahun 2000-an, othok-othok adalah maninan tradisional yang “wajib” disaat kecil,  baik untuk laki-laki maupun perempuan. Othok-othok yang berbahan kaleng susu, bamboo dan hiasan kertas dengan gagang kayu menjadi idola anak-anak. Kampung Dolanan Anak Pandes ini menjadi satu-satunya kampung wisata yang masih melestarikan mainan anak tradisional.

   Kampung dolanan anak ini menjadi kampung yang setia menciptakan mainan anak tradisional yang sudah ada sejak lama dan turun temurun. Kampung ini menjadi salah satu kampung di Desa Panggungharjo yang masih melestarikan budaya dan dolanan anak tradisional. Beberapa waktu lalu, keberadaan kampung dolanan anak mendapat respon positif dari Komunitas Pojok Budaya Kampung Dolanan yang mewadahi harapan dan keinginan para perajin dolanan anak karena tetap melestarikan permainan tradisional.

   Untuk bisa sampai ke lokasi kampung dolanan anak ini, ada dua jalan propinsi menuju pusat pemerintahan kabupaten Bantul, yaitu jalan Bantul yang melewati pedukuhan Dongkelan dan Kweni, dan Jalan Parangtritis yang melewati pedukuhan Pandes. Untuk lebih mudah, Anda dapat menggunakan kendaraan pribadi.

   Harga mainan anak tradisional ini sangat murah, antara Rp 1.000 hingga Rp 2.000 saja. Dan penjualannya dilakukan dengan cara sangat tradisional pula, yaitu dijajakan berkeliling kampung-kampung sekitar Bantul dengan sepeda atau motor untuk daerah yang jaraknya jauh. Selain itu dolanan anak ini juga dijual setiap kali ada pasar malam, seperti sekaten.

   Dengan adanya Pojok Budaya dan Kampung Dolanan ini. Berharap bisa melakukan tiga hal utama. Pertama, pelestarian tradisi. Upaya ini adalah memberikan kesempatan bagi semua pihak yang ingin mengerti dan memahami cara bermain dan membuat dolanan. Tidak hanya di gubuk Pojok Budaya tersebut. Kedua, revitalisasi nilai. Dalam setiap aktivitas apapun, terdapat nilai yang terkandung di dalamnya. Begitu pula dalam proses pembuatan dolanan yang menurutnya sarat akan nilai-nilai yang unik dan bijaksana.

    Tradisi membuat dolanan itu sendiri telah ada sejak abad ke-18. Tentunya, nilai lokal yang cocok dengan karakter bangsa terkandung di dalamnya. Pemahaman mengenai ruh lingkungan hidup, kreativitas, dan kemandirian harus ditanamkan dalam kepribadian anak-anak sebagai penerus bangsa kelak. Untuk sekarang, Among Siwi telah didirikannya sebagai kegiatan semacam playgroup. Di sinilah Pojok Budaya coba menanamkan kembali nilai-nilai tersebut.

   Ketiga, pendidikan. Pendidikan merupakan proses yang serius. Pendidikan harus jauh dari segi-segi komersialisasi, apalagi dalam hal ini yang dididik adalah anak-anak yang notabene memiliki kemampuan menyerap sangat cepat. Dalam Among Siwi yang dikelolanya tersebut, dirinya pun hanya memosisikan diri sebagai coordinator. Orang yang kompeten dalam sistem mengajarlah yang harus mengajar.

   Bukan hanya cara-cara membuat dan memainkan dolanan , yang coba disosialisasikan kembali lewat Kampung Dolanan. Lagu-lagu daerah dan tradisi aktivitas warga pedesaan juga diajarkan di sini, misalnya kegiatan menumbuk padi dengan lagu “Ancak-ancak Alis” atau permainan baris-berbaris “Baris Rampak.

   Persoalan pembiayaan, yang oleh kebanyakan aktivis merupakan hambatan terbesarnya, Hal ini oleh Pojok Budaya disiasati dengan melakukan mekanisme sumbangan sampah. Secara berkala, peserta didik diwajibkan untuk membawa sampah untuk kemudian dikumpulkan dan dijual. Hal ini paling tidak bisa sedikit menutup biaya pendidikan di Among Siwi.

Regi Zanargi & Joko Dwi Cahyana

Comments

  1. kt sangat tertarik tp kok tdk ada no tlpnya ? kt bingung nih jk mau menghubungi...
    tolong dilengkapi ...

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Kemeriahan Pasar Malam Sekaten Jogja

Banyak orang yang menantikan bulan Desember, khususnya Masyarakat Jogja dan sekitarnya. Tahu tidak kenapa ? mereka menanti “Sekaten”. Apa itu Sekaten. Apa hubungan Sekaten sama Jogja? Sekaten memang salah satu hal yang era hubungannya dengan Jogja. Sekaten identik dengan pasar malam, tempat  hiburan untuk rakyat. Sekaten adalah salah satu tradisi khas yang dilaksanakan oleh keraton Yogyakarta. Nama sekaten sendiri berasal dari kata “syahadatain” yang berarti dua kalimat syahadat. Konon Sekaten berawal saat zaman Kerajaan Demak, saat raja pertamanya yaitu Raden Patah menyiarkan agama Islam. Saat itu masyarakat Jawa mayoritas masih menganut agama Hindu dan sebagian lagi beragama Budha. hingga sekarang dijadikan acara rutin untuk hiburan masyarakat Jogja. Sekaten tahun ini digelar selama 40 hari. Pasar Malam Sekaten adalah sebuah acara tahunan yang diadakan di Alun-alun utara dan diadakan selama satu bulan penuh. Menurut salah satu pengunjung Pasar Malam Sekaten, Karunia Arofah meny

Sistem Pemerintahan Indonesia - Demokrasi Konstitusional

A. Pengertian Sistem Pemerintahan Indonesia Sistem merupakan kata serapan dari Bahasa Inggris, system , yang memiliki arti antara lain : a  set of things working together as parts of a mechanism or an interconnecting network; a complex whole seperangkat hal atau benda yang bekerja sama sebagai bagian dari sebuah mekanisme atau sebuah jaringan yang saling terhubung; bagian jaringan dari keseluruhan a set of principles or procedures according to which something is done; an organized scheme or method seperangkat prinsip atau prosedur dalam melakukan sesuatu; skema atau metode yang terorganisir the prevailing political or social order ketentuan politik atau sosial yang berlaku [ 1 ] Sedangkan, pengertian pemerintahan sendiri dapat ditinjau dari tiga aspek, yaitu dari segi kegiatan (dinamika), struktural fungsional serta dari segi tugas dan wewenang.[2] Dari segi kegiatan (dinamika) pemerintahan dapat diartikan sebagai segala  kegiatan atau usaha yang terorganisasikan, yang b