Skip to main content

Hari Kebebasan Pers Sedunia

World Press Freedom Day (Hari Kebebasan Pers Sedunia) 3 Mei. Sidang Umum PBB telah menetapkan tanggal 3 Mei sebagai Hari Kebebasan Pers Sedunia dalam rangka meningkatkan perhatian akan pentingnya kebebasan pers serta memperingatkan pemerintah negara-negara di dunia untuk menghargai tugas pers atas nama kebebasan berekspresi.  UNESCO sendiri memperingati Hari Kebebasan Pers Sedunia dengan menganugerahkan penghargaan Hadiah Guillermo Cano, sebagai apresiasi terhadap individu, institusi ataupun organisasi yang telah memberikan kontribusi besar atas perannya dalam mempertahankan maupun mempromosikan kebebasan pers di dunia, terutama di wilayah-wilayah yang kebebasan persnya dalam tekanan atau dibatasi.

Guillermo Cano Isaza
Guillermo Cano Isaza

Penghargaan tersebut telah diberikan sejak 1997, dalam rangka menghargai Guillermo Cano Isaza, seorang editor harian El Espectator, yang di bunuh oleh dua pembunuh bayaran di depan kantornya, di Bogota, Kolombia. Pembunuhan tersebut terhubung erat dengan kartel narkoba Kolombia, mengingat Guillermo Cano sebagai penulis yang vokal menyerang mereka. Mereka yang mendapatkan penghargaan merupakan hasil rekomendasi dari 14 juri independen, yang terdiri dari para profesional media.

Berikut daftar penerimanya :

  • 2012: Eynulla Fatullayev, Azerbaijan

  • 2011: Ahmad Zeidabadi, Iran

  • 2010: Mónica González Mujica, Chile

  • 2009: Lasantha Wickrematunge, Sri Lanka (posthumous award)

  • 2008: Lydia Cacho Ribeiro, Mexico

  • 2007: Anna Politkovskaya, Russia (posthumous award)

  • 2006: May Chidiac, Lebanon

  • 2005: Cheng Yizhong, China

  • 2004: Raúl Rivero, Cuba

  • 2003: Amira Hass, Israel

  • 2002: Geoffrey Nyarota, Zimbabwe

  • 2001: Win Tin, Myanmar

  • 2000: Nizar Nayyouf, Syria

  • 1999: Jesús Blancornelas, Mexico

  • 1998: Christina Anyanwu, Nigeria

  • 1997: Gao Yu, China

Aksi-Aksi Memperingati Hari Kebebasan Pers Sedunia di Indonesia


Aksi Demo Udin


Berbagai aksi pun di lakukan oleh untuk memperingati Hari Kebebasan Pers Sedunia di berbagai daerah di Indonesia. Seperti aksi 30 jurnalis di Gorontalo, yang melakukan aksi bungkam dan jalan mundur sejauh satu kilometer dengan menggunakan pakaian serba hitam serta mulut ditutup lakban. Aksi tersebut dilakukan dari gerbang kampus Universitas Negeri Gorontalo menuju Bundaran Saronde.



Tidak jauh berbeda, puluhan massa yang terdiri dari Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Yogyakarta bersama Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Pers Yogyakarta. Hal tersebut dilakukan sebagai respon dari pembiaran kasus kekerasan terhadap jurnalis oleh aparat penegak hukum. Dengan diperingatinya Hari Kebebasan Pers Sedunia kemarin, diharapakan dapat meningkatkan perhatian pemerintah terhadap kesejahteraan serta jaminan keamanan jurnalis sekaligus implementasi dari kebebasan pers yang bertanggung jawab sendiri.

Sumber Gambar : Google Images

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Pojok Budaya Menjaga Tradisi

   Di zaman modern yang serba canggih seperti sekarang ini, mainan anak tradisional sangat jarang bisa ditemui karena banyak mainan modern yang kian digemari anak-anak. Kondisi seperti itu, sebenarnya tidak perlu terjadi karena dolanan atau mainan anak tradisional masih dapat dilestarikan asalkan masyarakat mau melestarikan dan memelihara mainan tradusional yang termasuk seni budaya asli Indonesia.    Di Dusun Pandes, Panggungharjo Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta, dikenal masyarakat luas sebagai kampung dolanan anak tradisional. Beberapa warganya menggantungkan hidupnya dari membuat mainan anak tradisional, mainan yang seakan sudah hilang ditelan modernisasi. Dusun Pandes memang terkenal sebagai kampung dolanan sejak pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono VII. Warga Dusun Pandes membuka kampung mereka bagi wisatawan yang ingin mengetahui bagaimana permainan tradisional Jawa.    Dahulu, setidaknya ada sekitar 50 perajin mainan anak tradisional. seper

Kemeriahan Pasar Malam Sekaten Jogja

Banyak orang yang menantikan bulan Desember, khususnya Masyarakat Jogja dan sekitarnya. Tahu tidak kenapa ? mereka menanti “Sekaten”. Apa itu Sekaten. Apa hubungan Sekaten sama Jogja? Sekaten memang salah satu hal yang era hubungannya dengan Jogja. Sekaten identik dengan pasar malam, tempat  hiburan untuk rakyat. Sekaten adalah salah satu tradisi khas yang dilaksanakan oleh keraton Yogyakarta. Nama sekaten sendiri berasal dari kata “syahadatain” yang berarti dua kalimat syahadat. Konon Sekaten berawal saat zaman Kerajaan Demak, saat raja pertamanya yaitu Raden Patah menyiarkan agama Islam. Saat itu masyarakat Jawa mayoritas masih menganut agama Hindu dan sebagian lagi beragama Budha. hingga sekarang dijadikan acara rutin untuk hiburan masyarakat Jogja. Sekaten tahun ini digelar selama 40 hari. Pasar Malam Sekaten adalah sebuah acara tahunan yang diadakan di Alun-alun utara dan diadakan selama satu bulan penuh. Menurut salah satu pengunjung Pasar Malam Sekaten, Karunia Arofah meny

Sistem Pemerintahan Indonesia - Demokrasi Konstitusional

A. Pengertian Sistem Pemerintahan Indonesia Sistem merupakan kata serapan dari Bahasa Inggris, system , yang memiliki arti antara lain : a  set of things working together as parts of a mechanism or an interconnecting network; a complex whole seperangkat hal atau benda yang bekerja sama sebagai bagian dari sebuah mekanisme atau sebuah jaringan yang saling terhubung; bagian jaringan dari keseluruhan a set of principles or procedures according to which something is done; an organized scheme or method seperangkat prinsip atau prosedur dalam melakukan sesuatu; skema atau metode yang terorganisir the prevailing political or social order ketentuan politik atau sosial yang berlaku [ 1 ] Sedangkan, pengertian pemerintahan sendiri dapat ditinjau dari tiga aspek, yaitu dari segi kegiatan (dinamika), struktural fungsional serta dari segi tugas dan wewenang.[2] Dari segi kegiatan (dinamika) pemerintahan dapat diartikan sebagai segala  kegiatan atau usaha yang terorganisasikan, yang b