Lalu lintas udara bumi Indonesia semakin semarak dengan penerbangan perdana Batik Air yang berjalan mulus, pada Jumat (3/5) siang. Pesawat dengan tujuan Bandara Sam Ratulangi (Manado, Sulawesi Utara) ini berhasil mendarat mulus setelah menempuh perjalanan udara selama 3 jam di udara dari Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Jakarta.
Batik Air sendiri mengusung tema batik, yang merupakan warisan budaya asli Indonesia. Hal tersebut dapat terlihat begitu kita melirik ke arah ekor pesawat. Namun, tidak hanya di luar saja, di dalam badan pesawat Batik Air sendiri nuansa batik sangat kental terasa, termasuk pakaian yang dikenakan oleh seluruh kru pesawat.
Batik Air rencananya akan mengandalkan enam unit pesawat Boeing 737-900 ER, serta memiliki empat rute, yaitu Jakarta-Balikpapan, Jakarta-Manado, Jakarta-Ambon, dan Jakarta-Pekanbaru dengan frekuensi tiga kali sehari. Hal itu merupakan respon atas tingginya permintaan serta potensi kota destinasi tersebut.
Dengan mengusung tema batik, maskapai penerbangan baru anak usaha Lion Group ini menarget penerbangan kelas menengah ke atas. Hal tersebut tercermin dengan berbagai fasilitas yang telah disediakan, seperti TV dengan teknologi layar sentuh di tiap kursi penumpang, makanan ringan, serta dimensi kursi yang nyaman (32" untuk kelas ekonomi dan 45" untuk kelas bisnis). Tak ketinggalan, di masing-masing pesawat Batik Air telah dilengkapi dengan fasilitas wireless fidelity (Wi-Fi) untuk memenuhi kebutuhan penumpang akan komunikasi mobile.
Manado sendiri dipilih sebagai rute awal mengingat besarnya potensi pariwisata yang dimiliki kota di utara Pulau Sulawesi tersebut. Potensi yang sama turut dimiliki kota-kota destinasi yang lain, yang diharapkan mampu menstimulus pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut.
Untuk mendukung operasional serta perawatan pesawatnya, Lion Air sendiri, sebagai induk perusahaan maskapai Batik Air, telah berencana membangun hanggar perawatan pesawat (maintenance repair and overhaul/MRO) di Bandara Sam Ratulangi, Manado. Hanggar ini akan selesai dan beroperasional dalam waktu kurang dari setahun. Realisasi investasinya sendiri mencapai USD 20-30 juta atau sekitar Rp 192-288 miliar, dan akan selesai serta beroperasional dalam waktu kurang dari setahun.
Sumber Gambar : Google Images
batik air |
Batik Air sendiri mengusung tema batik, yang merupakan warisan budaya asli Indonesia. Hal tersebut dapat terlihat begitu kita melirik ke arah ekor pesawat. Namun, tidak hanya di luar saja, di dalam badan pesawat Batik Air sendiri nuansa batik sangat kental terasa, termasuk pakaian yang dikenakan oleh seluruh kru pesawat.
Batik Air rencananya akan mengandalkan enam unit pesawat Boeing 737-900 ER, serta memiliki empat rute, yaitu Jakarta-Balikpapan, Jakarta-Manado, Jakarta-Ambon, dan Jakarta-Pekanbaru dengan frekuensi tiga kali sehari. Hal itu merupakan respon atas tingginya permintaan serta potensi kota destinasi tersebut.
Fasilitas Premium Batik Air
fasilitas batik air |
Dengan mengusung tema batik, maskapai penerbangan baru anak usaha Lion Group ini menarget penerbangan kelas menengah ke atas. Hal tersebut tercermin dengan berbagai fasilitas yang telah disediakan, seperti TV dengan teknologi layar sentuh di tiap kursi penumpang, makanan ringan, serta dimensi kursi yang nyaman (32" untuk kelas ekonomi dan 45" untuk kelas bisnis). Tak ketinggalan, di masing-masing pesawat Batik Air telah dilengkapi dengan fasilitas wireless fidelity (Wi-Fi) untuk memenuhi kebutuhan penumpang akan komunikasi mobile.
Manado sendiri dipilih sebagai rute awal mengingat besarnya potensi pariwisata yang dimiliki kota di utara Pulau Sulawesi tersebut. Potensi yang sama turut dimiliki kota-kota destinasi yang lain, yang diharapkan mampu menstimulus pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut.
Untuk mendukung operasional serta perawatan pesawatnya, Lion Air sendiri, sebagai induk perusahaan maskapai Batik Air, telah berencana membangun hanggar perawatan pesawat (maintenance repair and overhaul/MRO) di Bandara Sam Ratulangi, Manado. Hanggar ini akan selesai dan beroperasional dalam waktu kurang dari setahun. Realisasi investasinya sendiri mencapai USD 20-30 juta atau sekitar Rp 192-288 miliar, dan akan selesai serta beroperasional dalam waktu kurang dari setahun.
Sumber Gambar : Google Images
Comments
Post a Comment